Powered by Blogger.

Soal UAS Mata Kuliah Jurnalistik SPI 1, 2 FIS


Mata Kuliah     : JURNALISTIK
Dosen               : Dr. Anang Anas Azhar MA
Semester          : Tujuh  (VII)
Prodi                : Sejarah Peradaban Islam



NASKAH SOAL :

1. Apa yang Anda pahami tentang jurnalistik. Uraikan apa komentar Anda.
2. Apa yang Anda ketahui tentang penulisan sejarah dalam jurnalistik. Jelaskan.
3. Jelaskan apa yang dibutuhkan dalam penulisan berita sejarah dalam jurnalistik
4. Buatlah dua berita yang bersentuhan sejarah. Lengkap dengan unsur 5W+1H. Masing-masing berita minimal 2.000 karakter.


Catatan :
Jawablah pertanyaan di atas dengan logika Anda. Gunakan keterampilan menulis Anda dengan baik. Jawab UAS dikumpulkan sesuai jadwal mata kuliah jurnalistik.

SELAMAT BEKERJA

Soal UAS Mata Kuliah Bahasa Jurnalistik FIS



Mata Kuliah     : BAHASA JURNALISTIK
Dosen               : Dr. Anang Anas Azhar MA
Semester           : Lima (V)
Prodi                 : Ilmu Komunikasi



NASKAH SOAL :

1. Jelaskan ciri-ciri pokok ekonomi kata dalam bahasa jurnalistik.
2. Berikan contoh kata-kata mubazir dalam bahasa jurnalisrik.
3. Buatlah tabel identifikasi isi berita yang salah pada paragraf pertama sebanyak 10 berita. Kemudian perbaiki sesuai pemahaman Anda. Identifikasi itu terdiri dari : a. kesalahan pada paragraf pertama. b. perbaiki sesuai kaedah bahasa jurnalistik. c. berikan analisis Anda.   

Catatan :
Jawablah pertanyaan di atas dengan baik. Anda. Kerjakan di rumah dan dikumpulkan sesuai jadwal ujian mata kuliah bahasa jurnalistik. 


                                                         SELAMAT BEKERJA


MAHFUD MD JADI BULAN-BULANAN MEDIA SOSIAL


By : Anang Anas Azhar 

Tadi malam TvOne dalam program ILC-nya, menampilkan salah satu nara sumber Mahfud MD sekaligus Menkopolhukam RI. Mahfud MD buka-bukaan soal radikalisme yang belakangan santer dituduhkan kepada umat Islam.

Mahfud mengatakan, Islam tak pernah mengajarkan radikalisme, tetapi kenapa sebagian kecil oknum umat Islam doyan menampilkan prilaku radikal kepada sesama umat Islam. Begitu Mahfud melontarkan istilah takfirii Babe Haikal pun memberi respon radikal.

Ya, kedua-duanya baik Mahfud MD dan Ustadz Haikal memberikan statemen radikal, menurut persepsi mereka. Saling mengkafirkan muncul sebelum pilpres bahkan pasca pilpres pun tetap merebak di kalangan sebagian kita.

Bagi saya, keduanya memberi inspirasi luar biasa sekaligus mencerahkan pikiran kita sebagai hamba Allah.

Ada yang keliru menurut saya, kenapa hanya Mahfud MD saja yang di-bully di media sosial? Padahal keduanya memberi statemen radikal menurut saya. Memahami alur pikiran keduanya, butuh penelusuran dalam. 

Paling tidak, saya hanya memahami keduanya sekilas, Mahfud MD menempatkan dirinya di lingkaran kekuasaan dengan mengadopsi doktrin pesantren ketika belajar di pesantren. Sementara Ustadz Haikal terbawa polarisasi islam politik yang berasal dari doktrin timur tengah.

Akhirnya, kedua tokoh ini menurut saya, sampai kapanpun tidak pernah ketemu, sepanjang masing-masing mem-framing kepentingan isu yang dibangun. Tapi, yakinlah keduanya sama-sama berpikir untuk umat Islam meski dalam posisi hujat menghujat. Kapankah kita mengakhir dua kiblat yang berbeda ini. **

Kritik NU-Muhammadiyah Patut Diapresisi Jokowi


Medan (    ) - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan Dr Anang Anas Azhar MA menilai, gelombang protes yang disampaikan kader Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah terhadap dua pos menteri Kabinet Indonesia Maju patut diapresiasi Presiden Joko Widodo.

"NU-Muhammadiyah saya kira wajar saja memprotes dua pos menteri yang hilang dari ormas itu. Selama ini, tradisi bagi-bagi kursinya, ya Menteri Agama dan Mendikbud seakan miliknya NU-Muhammadiyah. Tapi, kenapa presiden memberikannya kepada yang lain. Mungkin Jokowi ingin perubahan mendasar dari dua pos menteri itu," kata Anang Anas Azhar kepada Waspada di Medan, Selasa (29/10) di kampus UINSU Medan.

Anang menegaskan, setidaknya ada dua alasan mengapa Jokowi tidak memberi dua pos itu kepada NU-Muhamamdiyah. Pertama, Jokowi tidak ingin Kementerian Agama dipegang tunggal oleh NU. Sebab, dengan cara inilah mata rantai kekuasaan partai politik terputus dengan memberikan figur Menteri Agama kepada mantan TNI. Kedua, Jokowi ingin pejabat di Kementerian Agama tidak tersandung korupsi yang dipegang dinasti tertentu.  

"Sangat lama, kekuasaan parta politik dan ormas mengintervensi internal kementerian agama. Jika Menteri Agama dipilih dari NU dan partai politik, maka sangat dimungkinan tradisi memperkuat kekuasaan semakin menjadi-jadi. Sangat wajar jika Jokowi mengambil Menteri Agama dari TNI. Meski daya tolak ormas kuat, tetapi kepentingan komunikasi yang dibangun Jokowi pasti  lebih luas," katanya.

Begitu juga dengan pos Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Biasanya, kata Anang, pos Mendikbud diberikan kepada kader Muhammadiyah. Lantas mengapa di Kabinet Indonesia Maju lepas? Anang menyebutkan, jika pos menteri ini diberikan kepada kader Muhammadiyah, dikhawatirkan pembangunan pendidikan Indonesia jalan di tempat. Pembangunan pendidikan
hanya bersifat parsial tanpa menyentuh kepentingan yang lebih global.

"Presiden memilih Nadiem Makarim, karena ingin perubahan. Apalagi dunia teknologi sedang mengancam kita. Figur yang pas ada figur Nadiem, meski kader Muhammadiyah banyak yang melancarkan kritik," kata Anang. 

Dia menyebutkan, protes yang dilancarkan NU- Muhammadiyah terhadap dua pos menteri tersebut wajar. Visi Jokowi untuk lima tahun ke depan, kata dia, ingin membuat terobosan pada kinerja Kemenag dan Kemendikbud yang dianggap jalan di tempat. Bahkan, tak dapat ditepis bahwa oknum pejabat di Kemenag acapkali tersandung kasus korupsi yang berujung ke KPK.

"Tetapi, perlu untuk dicatat protes NU-Muhammadiyah ini harus dijadikan kritik demokrasi, karena memilih menteri hak prerogatif presiden, Jokowi pasti punya alasan dan pertimbangan tersendiri untuk memilih menterinya," katanya.

Anang mengajak semua pihak untuk bersikap menunggu, sampai melihat dan memantai kinerja dua pos menteri ini. Jika Mendikbud Nadiem Makarim dan Menag Fachrul Roji kinerja kurang memuaskan, maka presiden harus mengganti dua menteri tersebut."Ya, kita tunggulah satu tahun mereka (menteri--red) ini bekerja. Jika tak memuaskan, presiden harus menggantinya," kata Anang yang juga pengajar pascasarjana UINSU Medan itu.**

Konflik DPP PKS Tak Perlu Dibawa ke DPRD Sumut


Medan ( ) – Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Dr Anang Anas Azhar MA menilai, konflik internal elit DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sejatinya tak perlu digiring ke PKS Sumut, apalagi masuk ke DPRD Sumut dengan memblokir hak Muhammad Hafez Lc MA dari anggota DPRD Sumut.

“Sikap Fraksi PKS DPRDSU memblokir Ustadz Hafez tanpa duduk di komisi manapun kurang beretika. Ini artinya, secara perlahan menghilangkan kekuatan Hafez di legislatif. Dalam perspektif komunikasi politik konflik internal PKS dari fakta ini ternyata belum selesai,” kata Anang Anas Azhar di kampus UINSU Medan, Rabu (30/10/2019).

Seperti diketahui bahwa Ustadz Muhammad Hafez pernah menjabat Ketua DPW PKS Sumut, namun di tengah jalan karena kisruh internal, DPP PKS menggantinya kepada Dr Hariyanto yang sebelumnya sebagai Ketua DPD PKS Kabupaten Deliserdang.

Konflik tersebut, kata Anang, ternyata belum mereda. Sejatinya, konflik yang terjadi tidak dibawa ke ranah legislatif. Apalagi DPRD Sumut telah merampungkan perangkat alat kelengkapan dewan. DPRD Sudah membentuk fraksi-fraksi, kemudian pimpinan dewan juga sudah dilantik, komisi juga sudah dibagi. “Jadi, dari 100 anggota DPRDSU yang dilantik sudah tahu ke mana meja mereka. Aneh mengapa Ustadz Hafez belum mengetahui di mana komisinya,” katanya.

Anang menilai, komunikasi politik Fraksi PKS DPRD Sumut dengan Muhammad Hafez mengalami kendala. Bisa jadi, komunikasi yang tersumbat tersebut akibat konflik yang terjadi selama ini. Jika situasi ini berkelanjutan, menurut Anang harus ada solusi bersama untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Dosen Pascasarjana UINSU itu menyebutkan, tidak ada alasan Fraksi PKS atau DPW PKS untuk menghambat penempatan komisi Muhammad Hafez. Pasalnya, Hafez merupakan Caleg terpilih dan ditetapkan KPU Propinsi dari PKS untuk daerah pemilihan Sumut I.

“Jika PKS tidak memberikan penempatan komisi kepada Ustadz Hafez, itu artinya sudah memasung hak Hafez sebagai anggota dewan. Ini artinya menghambat konsituen Hafez ke daerah pemilihannya,” katanya. **

Soal Mid Semester Politik dan Media Massa KPI/VII/FDK

Mata Kuliah     : POLITIK MEDIA MASSA
Dosen               : Dr. Anang Anas Azhar MA
Semester          : Tujuh (VII)
Prodi                : KPI/FDK


NASKAH SOAL :

1. Jelaskan mengapa politik media massa sering mempengaruhi publik.
2. Apa hubungan politik dan media massa, dan apa kaitannya dengan ekonomi politik.Jelaskan.
3. Teori apa saja yang masuk dalam ranah politik media massa. Sebutkan dan uraikan maksud teori itu.
4. Apa yang dimaksud propaganda media. Berikan uraian Anda dan sebutkan bentuk-bentuk propaganda media.


Catatan :
Jawablah pertanyaan di atas dengan logika Anda. Gunakanlah literatur dari mana sumber yang Anda ambil dalam menjawab pertanyaan yang ada.


                                                             SELAMAT BEKERJA

Soal Ujian Mid Semester Mata Kuliah Jurnalistik SPI 1,2 FIS UINSU


Mata Kuliah     : JURNALISTIK
Dosen               : Dr.Anang Anas Azhar MA
Semester          : Tujuh  (VII)
Prodi                : Sejarah Peradaban Islam



NASKAH SOAL :

1. Apa perbedaan wartawan dengan pers. Berikan komentar Anda.
2. Jelaskan produk utama jurnalistik. Kemudian berikan contohnya.
3. Uraikan apakah yang dimaksud dengan jurnalistik sebagai proses, teknik dan ilmu.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan news, opini/artikel dan feature. Kemudian berikan contohnya masing-masing.  
5. Buatlah satu judul berita tentang sejarah Islam, diutamakan berita terkait museum. Kemudian tuliskan isi berita dari judul yang anda pilih. Minimal 2.500 karakter.


Catatan :
Jawablah pertanyaan di atas dengan logika Anda. Gunakanlah literatur dari mana sumber yang Anda ambil dalam menjawab pertanyaan yang ada.


                                                             SELAMAT BEKERJA