Powered by Blogger.
Home » » UINSU Dapat Award Kampus Ekonomi Islam

UINSU Dapat Award Kampus Ekonomi Islam

Medan - Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU)  Prof Dr Saidurrahman M.Ag menerima penghargaan (award) dari Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia) pimpinan Prof Dr Bambang Brojonegoro yang juga Kepala Bappenas RI.

Penghargaan itu diserahkan Bambang Brojonegoro pada acara penutupan Silaknas IAEI 2017 dan Halal bi Halal Stakeholders Ekonomi Syariah tanggal 27-29 Juli 2017 di Hotel Fairmont Jakarta.  Di samping UINSU, terdapat dua kampus lagi yang menerima penghargaan yang sama, Universitas Air LAngga Surabaya dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

UINSU Medan terpilih dalam kategori  “Kampus Ekonomi Islam Terdepan”. Pertimbangannya, karena sejak lama UINSU (dulu namanya IAINSU—red) tepatnya tahun 1990-an telah bergerak dalam pengembangan ekonomi Islam yang ditandai dengan seminar spektakuler kerjasama UINSU dengan beberapa perguruan tinggi di Malaysia.

Seminar Ekonomi Islam itu melibatkan pakar-pakar dari Malaysia dan Indonesia sendiri. Seminar yang semula dicurigai pemerintah Orde Baru itu sesungguhnya adalah momentum gaung ekonomi Islam telah ditabuh tidak saja di Sumatera Utara tetapi juga di seluruh Indonesia.

Berangkat dari seminar tersebut, IAINSU terus bergerak dalam pengembangan ekonomi Islam. Mulai dari pemberian BPRS Puduarta, pembukaan program studi Diploma II Manajemen Perbankan dan Keuangan Syari’ah lalu kemudian dilanjutkan dengan Diploma III MPKS, sampai akhirnya lahir Program Studi S1, S2 dan S3 Ekonomi Syariah. Saat ini FEBI termasuk Fakultas yang prodi-prodinya sangat diminati dan termasuk prodi unggulan di UINSU.

Beberapa kreteria yang membuat UINSU terpilih menjadi kampus ekonomi Islam terdepan adalah karena IAINSU dan UINSU sebagai penggerak awal ekonomi Islam di Indonesia, memiliki prodi ekonomi Islam terlengkap dari DIII, S1, S2 dan S3.

Memiliki sumber daya yang mumpuni, bahkan guru besar ekonomi Islam awal di Indonesia dari IAINSU. Tidak kalah menariknya UINSU bukan saja berteori tetapi juga telah memperaktekkannya dengan mendirikan BPRS Pudiarta Insani yang juga BPRS terbaik di Indonesia dan menerima beberapa penghargaan. 

Rektor UINSU Prof Saidurrahman mengatakan, award ini adalah hasil dari sebuah kerja keras pendahulu IAINSU dalam pengembangan ekonomi Syariah. Gerakan ekonomi Syariah di Sumut dimulai pada tahun 1990-an.

“Saat itu saya sendiri masih menjadi mahasiswa Fakuktar Syariah IAINSU. Pak Nazri Adlani selaku rektor IAINSU membuka ruang berkembangnya ekonomi Syariah di IAIN.SU sehingga Prof Yasir dan Prof Amiur leluasa melakukan gerakan dan terobosan ekonomi syariah,” katanya.

Dia mengatakan, upaya ini terus berlanjut pada masa rektor selanjutnya Prof Ali Ya’kub Matondang, Prof M Yasir Nasution dan Prof Nur A. Fadhil Lubis.

“Membanggakan sekali semua Rektor IAINSU dalam sejarahnya mendukung perkembangan gerakan dan pemikiran ekonomi Islam tidak saja di Sumut tetapi di Indonesia. Bahkan Prof Amiur Nuruddin bukan saja telah menjadi tokoh nasional dalam ekonomi Islam tetapi Guru besar awal (assabiquna al-awwalun) di Indonesia,” katanya.

Puncaknya adalah pada saat UINSU melahirkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) di IAIN.SU pada tahun 2013 akhir. Saat itu saya menjadi Dekan Fakultas Syariah dan bersama teman-teman berupaya memisahkannya dari Fakultaa Syariah.

“Bagi Fakultas Syariah ini menjadi tantangan setelah FEBI lahir karena separuh mahasiswanya pindah dan bagi FEBI ini adalah peluang untuk bisa lebih berkembang. Prof Fadhil pada saat itu juga ikut mendorong percepatan lahirnya  FEBI  IAINSU,” kata rektor.

Penghargaan ini kata dia, sesungguhnya dipersembahkan buat pendahulu IAINSU, para senior dan aktivis-aktivis ekonomi Islam di Sumut.

“Mudah-mudahan dengan penghargaan ini, FEBI UINSU bersama elemen gerakan ekonomi Islam di Sumut seperti IAEI, MES, BAZNAS, BWI, ASBISINDO juga organisasi mahasiswa seperti KSEI, FOssei dan lain-lain dapat berkiprah lebih nyata lagi. Tema yang diusung oleh Silaknas ini, Ekonomi Islam untuk Rakyat saya kira sangat menarik untuk teurs dikembangkan di masa depan. Karena itu, saya berharap ini bukan penghargaan pertama dan terkahir. Tetapi, penghargaan awal yang diikuti dengan penghargaan-penghargaan berikutnya,” kata Saidurrahman.**


0 comments:

Post a Comment