Powered by Blogger.
Home » » Buku Pencitraan Politik Elektoral Karya Terbaik

Buku Pencitraan Politik Elektoral Karya Terbaik

Medan - Guru besar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) Prof Dr Katimin MAg menilai, buku karya dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN-SU Dr Anang Anas Azhar MA berjudul “Pencitraan Politik Elektoral Kajian Politik Segitiga PAN Dalam Merebut Simpati Masyarakat Sumatera Utara” merupakan karya terbaik.

“Buku ini menurut saya merupakan karya terbaik. Sebelum dicetak menjadi buku, saya tahu persis karena saya ikut terlibat dalam bimbingan disertasi saudara Anang. Kemudian, karya ini dilanjutkan dengan penulisan buku yang menurut saya sudah sempurna,” kata Prof Dr Katimin M.Ag ketika tampil sebagai pembanding dalam acara Bedah Buku “Pencitraan Politik Elektoral”, di depan Biro Rektor UIN-SU, kemarin.

Kegiatan bedah buku tersebut, sekaligus memeriahkan Pekan Karya Ilmiah UIN-SU yang digelar satu pekan terakhir. Hadir dalam acara tersebut Wakil Dekan I FIS Dr Muhammad Faisal Hamdani MAg, Wakil Dekan II FIS Dr Muhammad Dalimunte M.Hum dan seratus mahasiswa dari lingkungan UIN-SU.

Selain Prof Katimin, tampil juga sebagai pembanding buku tersebut Hendra Cipta SE Wakil Ketua DPW PAN Sumut. Acara tersebut dimoderatori Surya Adi Sahfutra yang juga dosen FIS UIN-SU.

Prof Katimin menyebutkan, pencitraan politik yang dipaparkan dalam buku ini, dilihat dari berbagai dimensi, terlebih penulis buku memaparkannya dalam pendekatan Islam. Ini dikarenakan, penulis merupakan doktor yang berlatarbelakang komunikasi Islam.

“Saya menyarankan, buku ini jangan cukup sampai di sini saja. Tetapi harus dilebarkan, terutama pembahasannya sedikit mengambil komparasi dari Negara-negara Islam di dunia yang dikaitkan dengan pencitraan politik para pemimpinnya misalnya, pendekatan partai politik yang bernuasa Islam,” katanya.

Hendra Cipta SE yang ikut membanding karya Anang itu, menyebutkan buku yang di tangan pembaca ini merupakan karya orisinil dari mantan politisi PAN yang kini beralih ke akademisi.

“Jujur saya katakan, kita beruntung memiliki SDM seperti bang Anang. PAN juga diuntungkan, karena tulisan dari karyanya ini dapat dibaca orang banyak, khususnya menceritakan tentang PAN yang sesungguhnya,” kata Hendra Cipta.

Dia mengakui, bahwa apa yang ditulis dalam buku ini, sesungguhnya merupakan dapurnya PAN. PAN sedikit dirugikan dengan tulisan ini, tapi karena karya ini dtulis dengan ilmiah dan dapat dimanfaatkan orang banyak, PAN justru diuntungkan.

“Temuan-temuan yang ada dalam buku ini, kemudian model yang ditemukan setidaknya menggambarkan pencitraan politik dibutuhkan, meski tak selama politisi itu digambarkan buruk,” kata Hendra.

Penulis buku Anang Anas Azhar dalam pemaparannya, mengaku penerbitan buku ini tidak melibatkan satu atau dua orang. Tetapi, banyak dibantu  kader dan simpatisan PAN, terutama dalam menyiapkan bahan untuk daftar wawancara dari petinggi PAN.

“Buku yang tulis ini, adalah ekspresi diri saat sebagai politisi dan menilainya secara objektif. Meski penilaian orang-orang menulis buku ini masuk nilai subjektif, saya tidak membantahnya. Tapi, saya tetap upayakan berjalan dalam rambu-rambu objektivitas dalam menulis buku ini,” katanya.

Dalam buku tersebut juga, penulis memaparkan sejumlah temuan terkait dengan pencitraan para caleg menghadapi Pemilu legislatif.

Ada tiga temuan yang dipaparkan dalam buku tersebut. Pertama, dalam menetapkan caleg, PAN masih mengedepankan asal kedaerahan. Asal daerah caleg dilihat untuk menaikkan elektabilitasnya.

Kedua, PAN dalam menetapkan caleg mengedepankan unsur etnis. Etnis dijadikan menjadi penilaian utama dalam rangka mencitrakan diri sang caleg.

Sedangkan ketiga, PAN menetapkan caleg dengan mempertimbangkan unsur agama. Agama menjadi bagian penting dalam menempatkan daerah pemilihan  para caleg.**

0 comments:

Post a Comment