Powered by Blogger.
Home » » PAN Survive Jadi Parpol Papan Tengah

PAN Survive Jadi Parpol Papan Tengah

Bukit Lawang, Langkat - Partai Amanat Nasional (PAN) diprediksi masih tetap bertahan (survive) pada level Partai Politik (Parpol) papan tengah. Prediksi ini dikuatkan dengan hubungan emosional pendiri PAN secara personil dengan kader/simpatisan Muhammadiyah.

"Di basis akar rumput, PAN masih mengandalkan konsituen dari kader/simpatisan Muhammadiyah. Meski antara Muhammadiyah-PAN secara eksplisit tidak memiliki hubungan dekat," kata pengamat komunikasi politik UIN-SU Dr Anang Anas Azhar MA ketika tampil sebagai nara sumber pada acara Latihan Kepemimpinan Amanat Dasar (LKAD) DPD PAN Kabupaten Langkat, Sumut, di Bukit Lawang, Minggu (23/4).

Acara tersebut diikuti 69 peserta yang berasal dari DPC PAN se Kabupaten Langkat. Acara ini diprakarsai DPD PAN Langkat pimpinan Antoni Ginting dan anggota DPR RI H Nasril Bahar SE, dengan Master Of Training (MOT) A Rifai Tambunan MM.

Anang menegaskan, kekuatan PAN saat ini terletak pada pencitraan figur Amien Rais sejak Pemilu Tahun 1999 hingga 2004. Namun sekarang, kata dia, PAN harus mengubah citra politik itu agar PAN tetap disenangi konsituen. Paradigma itu Anang melihat, sudah diubah setahap demi setahap.

"Ini ditandai dengan regenerasi kepemimpinan PAN per pemilu untuk ketua umumnya. Pemilu 1999 Amien Rais, Pemilu 2004 Soetrisno Bachir, Pemilu 2009 Hatta Radjasa, dan Pemilu 2014 dipegang Zulkifli Hasan. Nah, adanya regenerasi dalam PAN, membuktikan bahwa PAN tidak lagi mengandalkan tokoh sentralnya seperti PDIP," katanya.

Anang menjelaskan, kekuatan PAN selain karena pencitraan juga didukung hubungan emosional antara PAN-Muhammadiyah. Pencitraan politik PAN ini sekaligus mendorong simpatisme masyarakat untuk memilih PAN.

"PAN saya kira, termasuk partai politik yang eksis. Sebagai partai baru yang berdiri sejak tahun 1999, PAN merupakan partai yang tergolong survive dalam pertarungan politik ke-Indonesiaan.  Meskipun suara PAN dalam setiap pemilu relatif fluktuatif, tetapi ini tergolong stabil," katanya.

Sekedar diketahu, kata Anang, Pemilu 1999, PAN berada di peringkat keenam dalam peroleh suara nasional. PAN memperoleh 7.528.956 suara (7,12 %) dan menempatkan 34 orang wakilnya di DPR.  Pada Pemilu 2004, PAN berada di peringkat kelima perolehan kursi sebanyak 53 kursi (6,44 %). 

Kemudian, pada tahun 2009 PAN meraih suara sebesar 46 kursi (8,2 %). Pada tahun 2014, PAN meraih kursi sebanyak 52 kursi (9,45 %).

"Jadi, bukti empirik ini membuktikan PAN, memposisikan diri sebagai partai menengah dan terdidik, sehingga didukung oleh tokoh-tokoh intelektual," katanya.

Anang menegaskan, jika PAN ingin besar harus berani keluar dari "kandang" Muhammadiyah. PAN berani melepaskan image kalau PAN besar itu karena ada hubungan PAN-Muhammadiyah secara emosional.**  

0 comments:

Post a Comment