Di website Dr. Anang Anas Azhar, MA, kami berkomitmen untuk menghadirkan ruang inspirasi dan pembelajaran yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan serta karakter berbasis nilai-nilai Islami. Kami mendorong pembaca untuk tidak hanya memperkaya wawasan akademik, tetapi juga membangun karakter, keterampilan sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Melalui platform ini, kami berharap masyarakat dapat lebih memahami visi dan misi dalam membentuk generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

MAHFUD MD JADI BULAN-BULANAN MEDIA SOSIAL


By : Anang Anas Azhar 

Tadi malam TvOne dalam program ILC-nya, menampilkan salah satu nara sumber Mahfud MD sekaligus Menkopolhukam RI. Mahfud MD buka-bukaan soal radikalisme yang belakangan santer dituduhkan kepada umat Islam.

Mahfud mengatakan, Islam tak pernah mengajarkan radikalisme, tetapi kenapa sebagian kecil oknum umat Islam doyan menampilkan prilaku radikal kepada sesama umat Islam. Begitu Mahfud melontarkan istilah takfirii Babe Haikal pun memberi respon radikal.

Ya, kedua-duanya baik Mahfud MD dan Ustadz Haikal memberikan statemen radikal, menurut persepsi mereka. Saling mengkafirkan muncul sebelum pilpres bahkan pasca pilpres pun tetap merebak di kalangan sebagian kita.

Bagi saya, keduanya memberi inspirasi luar biasa sekaligus mencerahkan pikiran kita sebagai hamba Allah.

Ada yang keliru menurut saya, kenapa hanya Mahfud MD saja yang di-bully di media sosial? Padahal keduanya memberi statemen radikal menurut saya. Memahami alur pikiran keduanya, butuh penelusuran dalam. 

Paling tidak, saya hanya memahami keduanya sekilas, Mahfud MD menempatkan dirinya di lingkaran kekuasaan dengan mengadopsi doktrin pesantren ketika belajar di pesantren. Sementara Ustadz Haikal terbawa polarisasi islam politik yang berasal dari doktrin timur tengah.

Akhirnya, kedua tokoh ini menurut saya, sampai kapanpun tidak pernah ketemu, sepanjang masing-masing mem-framing kepentingan isu yang dibangun. Tapi, yakinlah keduanya sama-sama berpikir untuk umat Islam meski dalam posisi hujat menghujat. Kapankah kita mengakhir dua kiblat yang berbeda ini. **

0 Komentar