Di website Dr. Anang Anas Azhar, MA, kami berkomitmen untuk menghadirkan ruang inspirasi dan pembelajaran yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan serta karakter berbasis nilai-nilai Islami. Kami mendorong pembaca untuk tidak hanya memperkaya wawasan akademik, tetapi juga membangun karakter, keterampilan sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Melalui platform ini, kami berharap masyarakat dapat lebih memahami visi dan misi dalam membentuk generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Pencitraan Politik Ahok Blunder

Medan - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) Medan Dr Anang Anas Azhar MA menilai, pencitraan politik yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok belakangan ini menuju pilkada DKI Jakarta semakin blunder. Ahok kerap menyingung perasaan sekelompok mayoritas yang beriimplikasi menimbulkan kemarahan.

"Jika Ahok terus menerus menyinggung isu dan ranah SARA, sangat dimungkinkan memunculkan kemarahan baru bagi umat Islam. Ini artinya, pencitraan politik Ahok menjelang pilkada DKI Jakarta menjadi blunder," kata Anang Anas Azhar, di Medan, Kamis (2/2).  

Model komunikasi yang dilakukan Ahok, kata dia, sangat buruk dan tidak mengubah peta politik di DKI Jakarta untuk memenangi Ahok pada pilkada yang digelar beberapa hari ke depan. Ahok dikenal sebagai figur kontroversial dan tidak pantas bicara ke ranah SARA, apalagi sampai melukai hati umat Islam.

Sikap Ahok justru menguntungan pasangan lainnya pada Pilkada DKI Jakarta.  Sederetan potret politik buruk yang ditunjukkan Ahok selama memimpin DKI Jakarta, justru membawa situasi yang tidak baik, khususnya keharmonisan antara umat beragama di Jakarta.

Selama memimpin juga, kat dia muncul video yang justru Ahok sendirilah yang menyinggung isu SARA, terkait soal surah Al-Maidah ayat 51. Dengan terus menyinggung isu SARA seperti itu, seakan-akan Ahok yang menginginkan isu tersebut bergulir.

Anang mengatakan, kasus video SARA tersebut belum selesai, kemudian muncul lagi kasus penghinaan terhadap ulama yang nota benenya Ketua Umum MUI Pusat.

"Semestinya Ahok harus menahan diri dari kemarahan publik. Jika Ahok terus demikian, justru akan memperkecil peluang Ahok memenangi pilkada DKI Jakarta," kata Anang. **

0 Komentar